Kebanyakan motor keluaran terbaru sekarang ini memakai sistem CVT (Continuously Variable Transmission) yang membuat perpindahan gigi terjadi secara otomatis. CVT dianggap menjadi sistem transmisi yang tepat untuk penggunaan dalam kota. Di dalam komponen CVT terdapat peran penting roller yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi performa motor.
Perpindahan gigi menggunakan sistem CVT bekerja dengan cara mendeteksi perubahan RPM pada mesin. Ada tiga bagian di dalam CVT, yakni drive belt, pulley primer, pulley sekunder. Komponen pulley primer terhubung dengan mesin.
Roller pada CVT di motor matic berfungsi untuk memberikan tekanan pada pulley agar dapat bergerak. Sementara puller sendiri berhubungan dengan roda belakang. Baik pulley sekunder maupun primer memiliki diameter yang dapat berubah. Perubahan ini terjadi berkat roller yang bekerja.
Fungsi Roller pada Motor Matic
Memudahkan Pergerakan Variator
Fungsi utama roller motor matic adalah memudahkan pergerakan variator. Sebagai informasi, variator adalah komponen yang bekerja dalam proses pergerakan motor. Agar variator dapat bekerja menggerakan motor, maka kondisi roller juga harus bulat.
Apabila kondisi roller sudah tidak bulat maka variator tidak akan bekerja dengan baik dalam menggerakan motor. Dampaknya laju kendaraan akan tidak maksimal dan rasa berkendara juga akan menjadi tidak nyaman. Diperlukan penggantian roller agar motor dapat kembali berjalan seperti kondisi semula.
Menentukan Diameter Pulley
Seperti yang sudah disebutkan di atas, roller motor matic berfungsi untuk menentukan diameter pulley. Perubahan diameter pulley ini nantinya yang akan akan mendorong gerakan pada v belt di motor matic.
Tanpa perubahan tersebut tentunya motor tidak akan memiliki daya untuk bergerak. Diameter roller akan berubah menyesuaikan tarikan gas, sehingga membuat motor dapat bergerak.
Mengatur Akselerasi Motor
Roller motor matic juga berfungsi untuk mengatur akselerasi. Pada dasarnya roller dibuat untuk mengatur agar akselerasi pada motor dengan transmisi CVT dapat tetap seimbang.
Tidak sedikit orang yang memodifikasi komponen roller untuk mendapatkan performa kecepatan yang lebih baik, namun akan berdampak pada akselerasi motor. Jika ingin melakukan modifikasi pada roller, maka yang perlu dilakukan adalah mengubahnya menjadi lebih berat.
Sementara jika ingin mendapatkan akselerasi yang lebih maksimal, maka roller dapat diganti dengan yang lebih ringan. Namun yang harus dikorbankan adalah top speed yang lebih rendah.
Tips Merawat Roller Agar Awet
Memeriksa V Belt
V belt adalah komponen yang penting pada transmisi CVT. Komponen ini termasuk yang harus sering diganti, Umumnya v belt harus diganti ketika telah menempuh jarak 10.000 km. Namun, tidak memungkiri juga dalam kondisi tertentu v belt harus diganti sebelum menempuh jarak tersebut.
Pasalnya, v belt yang retak atau pecah akan membuat kinerja roller pada transmisi CVT tidak maksimal. V belt yang sudah tidak layak bahkan bisa putus ketika motor sedang berjalan. Risiko ini tentu sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kecelakaan.
Rutin Mengganti Oli Transmisi
Selain oli mesin, penting bagi kita untuk rutin mengganti oli transmisi. Sebab, oli transmisi memiliki peran vital dalam kerja transmisi CVT. Oli transmisi berfungsi melumasi semua komponen yang ada di dalam CVT, termasuk roller. Oli transmisi yang sudah dalam kondisi tidak prima akan menyebabkan seluruh komponen di dalam CVT cepat aus. Disarankan untuk rutin mengganti oli transmisi setiap 8.000 km sekali.
Komentar
Berikan Komentar